Rabu, 02 April 2014

Empat Kunci Kesuksesan Konferensi Internasional

Saat evaluasi panitia dari Internasional Conference of Islmic Scholer (ICIS) dengan panitia satu Abad Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, usai pelaksanaan Konferensi Internasionalsatu kemarin, ditemukan ada empat hal yang yang menjadi kunci kesuksesan pelaksanaan kegiatan itu. Kunci kesuksesan yang pertama adalah pembacaan Basmalah oleh para pengurus pesantren, dan para santri sebelum maupun saat konferensi berlangsung. Pengasuh Pesantren, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy memang menginstruksikan kepada seluruh pengurus pesantren dan santri untuk membaca basmalah sebanyak-banyaknya. Belakangan diketahui, dengan menyebut Asma Allah SWT, ternyata berpengaruh sangat besar terhadap pelaksanaan konferensi internasional itu. “ternyata ini rahasianya, pengasuh memrintahkan kita membaca basmalah” ujar sekretaris Pesantren, Lora Ahmad Fadloil. Menurutnya, kekuatan pembacaan basmalah itu, sangat terasa setelah konferensi internasional usia. Kunci sukses yang kedua adalah, peran penting KHR. Ahmad Azaiam Ibrahimy. Kiai Azaim, selaku pengasuh pesantren, ternyata tidak hanya memberikan perintah. Namun, tidak jarang beliau sendiri yang turun tangan untuk mengerjakan sesuatu. Bahkan, menurut DR. Nasihin, selaku ketua panitia dari ICIS, Kiai Azaim bisa memberikan contoh kepada panitia yang lain.
Peran penting Drs KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag juga menjadi salah satu kunci kesuksesan acara bertaraf internasional itu. Hasil evaluasi dari panitia, Kiai Afif selain sebagai pemateri, juga intens mengikuti kegiatan itu. Kiai Khofi, panggilan akrab Drs KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag, memberikan andil yang besar terhadap perumusan hasil rekomendasi Konferensi internasional. Kunci kesuksesan yang terakhir, tentu kekompakan panitia sendiri. Panitia, dalam hasil evaluasi, seakan tidak pernah kenal rasa lelah dalam bekerja. Mereka dengan bersama-sama bahu-membahu demi lancarnya pelaksanaan Konferensi internasional itu.

Konferensi Internasional sebagai Bentuk Syukur 100 Tahun Pesantren

Acara konferensi Internasional yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan perayaan satu Abad Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama dua hari mualai tanggal 29/03 samapai dengan tanggal 30/03 yang mana kegiatan itu dilaksanakan di gedung Aula pondok pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Peserta dan undangan yang hadir dalam acara konferensif internasional dianataranya dari dalam negeri KH. Hasyim Muzadi mantan ketua PBNU Jawa Timur dan Mentri Luar Negri Esti Andayani dan beberapa uadangan yang datang dari luar negri dianataranya adalah Syeikh Wahbahb Zuhaili dan Syikh Abdul Karim Dibaghi. Dari beberapa peserta dan undangan yang hadir dalam acara tersebut akan membahas sesuai dengan tema yang telah ditetapkan oleh panitia yakni, “Konsolidasi Jaringan Ulama Internasional Meneguhkan Kembali Nilai-Nilai Islam Moderat”. Pengasuh Pondok Pesantren KHR. Azaim Ibrahimy menyampaikan dalam sambutannya selaku tuan rumah. Sejarah Indonesia tidak akan lepas dari pesantren khususnya pesantern Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo yang terbukti oleh perjuangan para ulama yang dilaksanakan malalui pesantren. “Sejarah perjuangan ulama’ dan pesantren jangan sampai terlepas dari catatan sejarah, dan seratus tahun pondok pesantren sukorejo telah dilalui oleh para pendiri dan pengasuh dalam menyumbangkan pemikiran serta perjuangan mereka melalui pesantren untuk bangsa dan ummat” Imbuh Kiai Azaim. Dalam pembukaan konferensi internasional yang dibuka oleh Diktat Kementirian Agama RI, Dr. Machasin. Pada kesempatan itu juga di isi dengan sambutan yang disampaikan oleh Perwakilan Mentri Luar Negeri Esti Adayani yang menyampaikan sebuah harapan. Yang pertama, untuk tetap menjujung tinggi pilar islam. Yang kedua, kerja sama untuk mempererat solidaritas. Akhir dari pembukaan konferensi Internasional tersebuta di selenggrakan tahlil singkat yang dipimpin oleh Kiai Hariri wakil pengasuh Pendok Pesantren sukorejo Situbondo. Seiring dengan itu langsung di tutup dengan do’a yang dipandu oleh Syeikh Wahab Zuhaili dan Syikh Abdul Karim Dibaghi dari Aljaair dan Syiria.